Jumat, 02 September 2011

8 Jurus Memilih Sekolah

1. Perhatikan Visi dan Misinya
Mau dijadikan apa anak kita oleh sekolah, dapat dilhat dari visi dan misi sekolah tersebut. Visi dan misi terkait dengan mimpi besar pengelola untuk membangun sekolah sesuai dengan keinginannya. Yang harus kita perhatikan, visi dan misi sebaiknya tidak terlepas dari fungsi sekolah sebagai wahana untuk membentuk karakter positif, mengenalkan sang maha pencipta, meningkatkan kemampuan akademik, melatih kemandirian, serta mendidik anak berkomunikasi dan bersosialisasi dengan masyarakat secara baik. Intinya, visi dan misi itu haruslah sesuai dengan frame dunia pendidikan.

2. Kenali Tim Pengajarnya

Mengenali tim pengajar (guru) merupakan hal penting yang mesti kita lakukan sebelum memilih suatu sekolah. Mengenali tim pengajar bukan berarti kita harus berkenalan satu persatu atau melakukan investigasi secara mendalam terhadap guru. Cara seperti itu memang sangat baik, namun sangat merepotkan. Kami yakin Anda tidak akan sanggup melakukannya. Mengenali tim pengajar bisa Anda lakukan dengan bertanya kepada kepala sekolah mengenai latar belakang pendidikannya. Berlatar belakang pendidikan dari perguruan tinggi favorit bukanlah jaminan seorang guru akan berkualitas baik. Akan tetapi, sebaiknya sekolah tersebut banyak dihuni oleh guru yang berlatar belakang jurusan kependidikan.

3. Fokus pada Pengembangan Karakter

Sekolah yang baik adalah sekolah yang para pendidiknya fokus pada pengem-bangan karakter. Artinya, mereka ber-upaya maksimal untuk membangun karakter (character building) anak. Dalam majalah Al Falah edisi Agustus 2007 disebutkan, ada tiga karakter yang seharusnya dibentuk pihak sekolah. Pertama, karakter agama. Karakter agama merupakan bangunan falsafah hidup yang menjadi keyakinan dan nilai hidup anak. Bentuk kegiatan kongkretnya seperti pembiasaan shalat, dzikir dan doa, membaca Al-Quran dan hadits, serta membiasakan berakhlak terpuji.

4. Fokus pada Pengembangan Potensi

Setiap anak yang lahir dibekali tiga potensi oleh Allah Swt. Ketiganya adalah potensi ruhiyah, syahwat, dan potensi akal. Potensi ruhiyah dikembangkan dengan cara mengenalkan anak kepada Tuhannya. Hal-hal yang berkaitan dengan agama dikenalkan dan dibiasakan sesuai dengan usianya. Potensi akal dikembangkan dengan cara mengenalkan anak kepada konsep baik-buruk atau benar-salah.

5. Memadukan Kurikulum

Kurikulum merupakan panduan dalam proses pembelajaran di sekolah. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang memadukan kurikulum umum (Diknas), muatan lokal serta khas. Muatan lokal dan khas yang sebaiknya ada di antaranya bahasa asing (Bahasa Arab/Inggris), bahasa daerah, budaya daerah, tahfidz (hapalan) al-Quran, atau ketrampilan.

6. Jangan Sekadar Gengsi

Jangan sekali-kali memasukkan anak ke sekolah karena gengsi. Terlebih bagi Anda yang memiliki dana berlebih serta ingin ‘bersaing’ dengan tetangga. Memiliki dana berlebih membuat Anda ingin memasukkan buah hati Anda ke sekolah bergengsi. Padahal, belum tentu sekolah itu berkualitas baik dan cocok dengan anak Anda.

7. Memiliki Fasilitas dan Alat Edukasi Memadai

Fasilitas dan alat edukasi bukanlah segalanya dalam menunjang suksesnya proses pembelajaran di sekolah. Namun, fasilitas atau alat edukasi yang baik merupakan salah satu faktor penunjang berhasilnya proses belajar-mengajar. Fasilitas atau alat edukasi yang baik bukan berarti harus yang mewah dengan harga sangat mahal, tetapi yang harus diperhatikan adalah fungsinya. Jadi, meskipun fasilitasnya sederhana dan alat edukasinya tidak mahal, tapi berfungsi sangat baik, bisa Anda jadikan salah satu bahan pertimbangan.

8. Cari Tahu Pemiliknya

Tidak sedikit sekolah yang pada awalnya berkembang sangat baik, namun di tengah jalan mengalami stagnasi dankemunduran. Hal ini terjadi bila para pemilik sekolah tersebut berubah orientasinya. Asalnya berorientasi untuk pendidikan, berubah berorientasi bisnis. Bila hal ini terjadi, maka biasanya biaya sekolah akan meningkat drastis tiap tahun, namun terjadi penurunan prestasi, kualitas manajemen, guru, dan sarana. Biasanya, pada sekolah seperti ini cenderung terjadi arus masuk-keluar guru cukup banyak setiap tahun.sumber  : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8694600

Tidak ada komentar:

Posting Komentar